Memperingati hari Lingkungan Hidup sedunia,
sebanyak 17 sekolah di Kabupaten Bogor diganjar penghargaan Sekolah Berbudaya
Lingkungan (SBL) tingkat Jawa Barat.
Kepala SMP Negeri 3 Ciawi, Ari Widayati, M.Pd. menjelaskan, penghargaan diberikan langsung kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi di Halaman Gedung Sate, Kota Bandung. “Program ini merupakan tindak lanjut dari penerapan program Adiwiyata dan Sekolah Sehat di satuan lembaga,” jelasnya, Kamis (25/7). Dipaparkannya, ke 17 sekolah penerima penghargaan tersebut yakni, SDN Kopo 03, SDN Pasir Laja 03, SDN Leuwinutug 04, SD An Nahl Islamic school , SMPN 1 Leuwiliang, SMPN 1 Tenjolaya, SMPN 1 Sukajaya, SMPN 1 Tamansari, SMPN 3 Parungpanjang, SMPN 3 Ciawi, SMPN 4 Cileungsi, SMP An Nahl Islamic School, SMAN 1 Ciawi, SMAN 1 Cileungsi, SMAN 1 Gunungputri, SMAN 2 Cibinong, dan SMAN 4 Cibinong. “Pasca pemberian penghargaan tersebut, nantinya semua sekolah yang menerima akan menjalankan program Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), hingga penerapan Adiwiyata bagi sekolah imbas di sekitarnya” tuturnya.
Kepala SMPN 1 Leuwiliang, Rismalasari
menambahkan, pihaknya mengaku senang dan bangga atas raihan perestasinya.
“Semoga hal ini membawa motivasi yang sangat besar bagi pengembangan PHBS di
sekolah, ataupun masyarakat,” ungkapnya.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Kabupaten
Bogor, Hidayat mengatakan, pihaknya mendukung dan menyambut baik program yang
kesehatan sekolah.
Menurutnya, selain program Adiwiyata, sekolah
juga memungkinkan melakukan pengembangan unit kesehatan sekolah. “Baik program Adiwiyata
ataupun Sekolah Sehat, kedua pembinaan tersebut bertujuan untuk melestarikan,
membudayakan, dan menumbuhkan kebiasaan PHBS bagi seluruh warga sekolah,”
pungkasnya (Sumber Indonews-WK-1819) . Ditulis
ulang dengan revisi oleh R-Kesiswaan
“Hidup adalah perubahan. Hidup
adalah dinamis. Jangan merasa aman di zona nyaman, agar kau tidak terlindas
zaman. Teruslah berubah kearah yang lebih baik” (Ridwan).
Memasuki KD 3.2. IPS Kelas
VIII terasa suasana pembelajaran yang lebih hangat, karena materi pada Bab II
ini Sosiologi, dengan teman keseharian siswa, yaitu social mobility (Mobilitas Sosial)
Karena
pendapat Paul B. Horton sering dipakai rujukan dalam evaluasi, maka penulis
menggunakan definisi dari Paul B. Horton “Mobilitas sosial adalah suatu gerak
perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah
dari strata yang satu ke strata yang lainnya.”
Pendapat
lain mengatakan, mobilitas sosial adalah suatu bentuk dinamika dalam struktur
sosial dimana terjadi pergerakan dan perubahan posisi seseorang atau sekelompok
orang dari satu lapisan ke lapisan lainnya di dalam masyarakat.
Terdapat
tiga hal pokok terkait social mobility, diantaranya:
Perubahan kelas
sosial, baik ke atas maupun ke bawah.
Dialami oleh manusia,
baik secara individu maupun berkelompok.
Terjadi dampak sosial
terhadap kelas sosial yang diperoleh individu atau kelompok.
Jenis-Jenis Social Mobility
Social mobility dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis. Adapun jenis-jenis mobilitas sosial adalah sebagai berikut:
A.
Mobilitas Vertikal
Mobilitas
vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami oleh individu atau
sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Jenis mobilitas ini memiliki
dua bentuk utama, yaitu;
1.
Mobilitas
Vertikal ke Atas (social climbing)
Social
climbing adalah peningkatan status sosial
seseorang atau sekelompok orang ke lapisan atas. Contoh; Seorang guru di sebuah
SMA diangkat menjadi kepala sekolah karena memenuhi persyaratan.
2.
Mobilitas
Vertikal ke Bawah (social sinking)
Social
sinking adalah penurunan status sosial
seseorang atau sekelompok orang dari lapisan atas ke lapisan bawah. Contoh;
Seorang kepala sekolah di sebuah SMA diberhentikan secara tidak hormat dan
dipenjara karena melakukan pelanggaran berat dalam melaksanakan tugasnya.
B. Mobilitas Horizontal
Mobilitas
horizontal adalah perpindahan status sosial yang dialami oleh individu atau
sekelompok orang pada lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain, tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam social mobility yang dialaminya.
Contoh;
Seseorang yang berkewarganegaraan Jerman mengganti kewarganegaraannya menjadi
warga negara Indonesia. Perubahan kewarganegaraan tersebut termasuk bentuk
gerak sosial karena tidak mengubah status sosialnya.
Dalam
mobilitas horizontal terdapat dua bentuk yang berbeda, yaitu:
1.
Mobilitas Social Geografis
Bentuk social mobility ini adalah
perpindahan individu atau sekelompok orang dari suatu daerah ke daerah lainnya.
Misalnya melalui proses migrasi, transmigrasi, urbanisasi.
2. Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas
antargenerasi adalah social mobility
yang terjadi pada dua generasi atau lebih yang ditandai dengan adanya perubahan
taraf hidup dalam suatu generasi. Mobilitas antargenerasi masih dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu;
Mobilitas intragenerasi, yaitu perpindahan status sosial
pada individu atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh; Pak Iwan
adalah seorang karyawan kecil. Karena ketekunan dan kerja kerasnya, ia kemudian
memiliki usaha sendiri yang cukup sukses
Mobilitas intergenerasi, yaitu perubahan status atau
kedudukan sosial yang terjadi di antara beberapa generasi. Contoh; Pak Iwan
seorang penarik becak yang hanya lulusan SD menyekolahkan anaknya hingga
sarjana dan berhasil menjadi seorang pengusaha.
Dari materi
mobilitas sosial, penulis berinisiatif memotivasi peserta didik agar membuat
kutipan (Qoutes), dan alhamdulillah ada 15 orang dengan spontan mengungkapkan
sebagai berikut :
“Hidup itu
bagaikan roda berputar, kita bisa di atas, di bawah, maupun netral. Kita harus
menerima keadaan yang sedang kita alami, kuncinya kita harus selalu bersyukur,
berdo’a, dan berusaha. Berdo’a tanpa berusaha itu hampa, berusaha tanpa berdo’a
itu tidak ada hasilnya. Keep spirit,
Allah always with you” (Putri
Vinalia 8.8)
–
“Jika kita
mengalami mobilitas turun, maka kita harus menerimanya dengan lapang dada dan
berusaha untuk bangkit kembali” (Ayu Dwi
Aryani 8.8)
–
“Hidup
adalah pilihan yang menentukan hidup yaitu kita sendiri. Jika kita mengalami
kegagalan kita harus berusaha untuk bangkit dan menunjukan itu kepada diri
sendiri bahwa kita bisa.” (Mayga Ayu
P 8.8)
–
“Jika kita
mengalami kegagalan kita harus berusaha untuk bangkit dan kita harus
menunjukkan kepada diri kita sendiri bahwa kita bisa” (Siti Anisa 8.8)
–
“Definisi
kesepian yang sebenarnya adalah hidup tanpa tanggung jawab” (Cindi Inayah 8.8)
–
“Hidup itu
harus banyak berjuang dan berdoa agar hidup bisa lebih baik dan di hormati
orang lain bisa membanggakan keluarga” (Muhamad
Ramdani 8.8)
–
“Apa yang
akan datang lebih baik dari apa yang telah hilang. Puncak keberhasilan adalah
memaknai setiap prosesnya. Jika anda dapat memimpikannya, anda dapat
melakukannya” (Ranisha 8.8)
–
“Hidup
adalah anugerah, anugerah menghidupkan kita” (Shakira 8.8)
–
“Hidup
adalah pilihan, lepaskan apa yang membuatmu kecewa, dan menjaga apa yang
membuat mu bahagia” (Siti Herawati 8.8)
–
“Hidup itu
sebuah perjuangan, jangan pernah kamu putus dalam perjuangan itu. Tetaplah
teguh pada suatu perjuangan, dan kejarlah cita-cita mu setinggi mungkin.
Percayalah, semua nya akan indah pada waktunya” (Siti Yuwinda 8.8)
–
“Jika kita
mengalami kegagalan kita tidak boleh putus asa. Kita bisa menerima dengan lapang
dada dan berusaha untuk bangkit kembali.
Jangan
pernah menyerah” (Selpi Sintia 8.8)
–
“Setiap
manusia tidak pernah lepas dari mobilitas sosial, entah itu vertikal ataupun
horizontal. Hidup adalah perjuangan janganlah pernah berputus asa, kita adalah
generasi penerus bangsa Republik Indonesia jadi yo ayo semangat untuk mencapai
ke sukseskan. Never ever give up” (Nabila 8.8)
–
“Kegiatan
sehari-hari adalah suatu perjuangan, dalam menghadapi rintangan. Janganlah
cepat menyerah, karena perjuangan adalah bukti untuk mencapai suatu kesuksesan”
(Siti Amalia 8.8)
–
“Kita
dilahirkan dengan 1 cara tapi kematian menjemput dengan berbagai cara” (Febrianti 8.8)
–
“Perjuangan
adalah bukti dari upaya seseorang dalam berusaha untuk merangkai awal massa
kehidupannya” (Sunariah 8.8)
Terlepas
quotes yang dibuat peserta didik itu original atau tidak, penulis
mengapreasiasi bahwa peserta didik telah melaksanakan literasi dengan baik.
Selamat anak-anakku, kalian generasi penerus yang punya potensi untuk menjadi
yang terbaik.